Apa itu Gaslighting dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari
Manipulasi dari sisi psikologis punya banyak bentuk, salah satunya adalah gaslighting. Tapi apa itu gaslighting? Kenapa ini bisa menjadi fenomena di lingkungan sehari-hari hingga di tempat kerja dan hubungan personal?
Yuk, pelajari lebih dalam tentang istilah yang satu ini.
Mengenal Istilah Gaslighting
Berawal dari sebuah drama klasik di tahun 1938 yang berjudul “Gas Light” dan kemudian diadaptasi menjadi film pada tahun 1944. Drama ini menceritakan tentang suami yang mencoba membuat istrinya percaya bahwa dia kehilangan akal sehat.
Seiring waktu berjalan, istilah “gaslighting” digunakan di luar konteks cerita di atas. Istilah ini merujuk pada bentuk manipulasi psikologis di mana pelaku membuat korban meragukan ingatan, realitas, maupun persepsi mereka sendiri. Tujuannya adalah untuk mendominasi dan mengendalikan korban.
Apa Tanda-Tanda Gaslighting?
Apa kamu pernah menerima perlakuan gaslighting? Berikut adalah tanda-tanda umumnya.
- Penyangkalan realitas
- Meragukan ingatan korban
- Memanipulasi emosi dengan berbagai cara, seperti menggunakan pujian palsu, mengalihkan kesalahan, maupun meremehkan perasaan korban.
Dampaknya untuk korban juga sangat luas. Mulai dari mengalami kebingungan dan cemas hingga mengisolasi diri dari lingkungan sosial.
Contoh Gaslighting dalam Kehidupan Sehari-hari
Gaslighting juga bisa muncul dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Baik dalam hubungan pribadi, lingkungan kerja, maupun interaksi sosial, manipulasi ini agak sulit dikenali karena sifatnya halus dan bertahap.
Berikut adalah beberapa contoh nyata bagaimana gaslighting mungkin saja ada di sekitar kita selama ini.
Gaslighting di Tempat Kerja
Tindakan penyiksaan emosional ini memiliki bentuk yang beragam, meskipun polanya sama. Hal yang paling umum terjadi di dunia kerja adalah ketika atasan menyalahkan karyawannya atas kesalahan yang bukan tanggung jawab mereka.
Kondisi ini juga bisa muncul antar kolega. Umumnya berawal dari meremehkan pencapaian dan tidak memberi validasi atas kerja keras rekannya.
Contoh lainnya adalah melalui isolasi sosial. Seseorang bisa saja mencegah korban berinteraksi dengan rekan kerja lainnya atau mengontrol informasi yang mereka terima.
Gaslighting dalam Hubungan Pribadi
Manipulasi psikologis juga sangat mungkin terjadi dalam kehidupan pribadi–seperti menyebut orang lain terlalu sensitif atau baper. Meskipun terkesan bercanda, ujaran itu bisa masuk ranah gaslighting.
Baca Juga: 4 Cara Minta Maaf yang Romantis agar Pasangan Luluh!
Contoh lainnya adalah menyebut orang lain selalu salah. Selain melukai perasaan korban, perilaku ini juga membuatnya memerlukan validasi terus-menerus dari orang sekitar bahwa dia telah melakukan hal yang benar.
Gaslighting antara Staf dan Pelanggan di Restoran
Sebagai tempat interaksi banyak orang, restoran juga tidak luput sebagai tempat yang memungkinkan situasi manipulatif ini terjadi—bahkan antara staf dan pelanggannya. Beberapa contohnya adalah,
- Mengabaikan keluhan pelanggan dan mengecilkan keluhan itu.
- Menuduh pelanggan berlebihan dengan mengatakan bahwa pelanggan terlalu sensitif.
- Memutarbalikkan fakta mengenai interaksi sebelumnya dengan pelanggan.
Sedikit contoh ini berdampak signifikan terhadap reputasi restoran. Selain berpotensi merusak kepercayaan pelanggan, kondisi ini juga membuat lingkungan kerja tidak sehat dan meningkatkan risiko burnout di kalangan staf.
Bagaimana Dampak Gaslighting?
Meskipun psikologis menjadi sasaran utama perilaku gaslighting, dampaknya bisa melebar ke aspek sosial dan emosional. Simak penjelasan berikut.
-
Psikologis
Korban sering merasa bingung karena pelaku terus-menerus memutarbalikkan fakta sehingga korban kesulitan membuat keputusan yang logis.
Apabila manipulasi ini berlanjut, maka efek berikutnya adalah rasa tidak berharga dan kepercayaan diri yang perlahan hilang. Pada akhirnya, korban bergantung pada pelaku untuk validasi dan support.
-
Emosional
Pada titik tertentu, korban akan merasa cemas dan khawatir akan tindakan yang mereka lakukan. Apabila kecemasan ini kronis, maka kualitas hidup juga akan menurun bahkan berlanjut ke fase depresi.
Depresi sendiri muncul akibat perasaan terjebak dalam situasi yang korban tidak mengerti. Setelah depresi ini mencapai titik putus asa, korban juga kehilangan minat pada hal-hal dulu mereka sukai.
Dampak lain yang menyerang sisi emosional korban adalah trauma. Seringkali kondisi ini disertai dengan mimpi buruk, flashback, dan sulit untuk rileks.
-
Dampak Sosial
Manipulasi terus-menerus dan perasaan diragukan membuat korban menarik diri dari hubungan sosial. Bahkan, korban merasa tidak bisa mempercayai siapapun di sekitarnya.
Selain itu, korban gaslighting tidak mau bercerita dengan orang lain karena tidak ada yang memahami situasinya–hanya menambah beban orang lain saja. Apabila gejala ini tidak mendapat penanganan yang tepat, maka korban akan semakin tergantung dengan pelaku.
Gaslighting bukan hal yang sepele. Maka dari itu, penting sekali untuk mengasah kepekaan kita terhadap sekitar untuk berperilaku manipulatif, mengingat gaslighting seringkali berawal dari hal-hal kecil.
Komitmen Steak Hotel by Holycow!
Selain berkomitmen menyajikan hidangan steak berkualitas, kami juga memastikan pengalaman makanan yang positif dan bebas dari manipulasi psikologis dalam bentuk apa pun, termasuk gaslighting. Untuk memastikannya, staf yang bekerja di Steak Hotel by Holycow! mendapatkan pelatihan untuk:
- Mengenali perilaku gaslighting dan menekankan kejujuran serta keterbukaan dalam berkomunikasi, baik dengan pelanggan maupun sesama rekan, demi menciptakan lingkungan kerja yang mendukung work-life balance.
- Menghindari perilaku manipulatif dengan meningkatkan empati untuk mendengar keluhan dan memberikan solusi konstruktif tanpa meremehkan pelanggan.
- Memberikan informasi yang jelas dan akurat.
Staf kami mendapat pelatihan khusus untuk memastikan bahwa setiap pelanggan mendapatkan informasi yang akurat, terutama terkait menu. Hal ini mencakup menjelaskan bahan yang digunakan serta metode memasak dan menyarankan menu yang sesuai dengan preferensi diet pelanggan.
Untuk mewujudkan dining experience yang bebas dari manipulasi, para staf juga memahami apa itu gaslighting dan juga menghindari perilaku manipulatif ini. Penting sekali untuk memastikan bahwa setiap pelanggan merasa dihormati dan dihargai.
Baca Juga: 15 Cara Simpel Dan Sederhana Membahagiakan Diri Sendiri
Yuk, ke Steak Hotel by Holycow! sekarang. Nikmati sajian steak premium dengan pelayanan ramah yang bikin kamu betah berlama-lama di restoran dan kembali lagi di kemudian hari!
Leave a comment