Penjelasan Lengkap Tentang FOMO: Apa Kamu Memilikinya?
Istilah FOMO berseliweran dimana-mana, baik di percakapan sehari-hari maupun media sosial. Jadi, istilah tersebut mungkin sudah tidak asing lagi bagimu. Tapi, memangnya apa artinya FOMO? Seperti apa gejalanya, serta bagaimana cara mengatasinya? Artikel ini punya jawabannya.
Apa Itu FOMO?
Mungkin, selama ini kamu mendengar FOMO dari percakapan teman-teman seumuran, atau rekan-rekan berusia muda. FOMO, singkatan dari Fear of Missing Out, memang lebih populer di kalangan anak-anak muda, misalnya generasi milenial dan penerusnya.
Tapi, ternyata FOMO bukanlah sekadar bahasa gaul semata, loh, melainkan fenomena psikologis yang diteliti dengan dalam.
FOMO menurut para ahli adalah ketakutan dan kecemasan yang muncul saat orang lain mengalami hal yang berharga atau menyenangkan tanpa kita ikut mengalaminya juga. Dengan bahasa yang lebih sederhana, FOMO juga bisa diartikan sebagai rasa khawatir ketinggalan sesuatu yang orang lain lakukan.
Lantas, apa contoh FOMO dalam kehidupan sehari-hari?
Perasaan FOMO bisa saja muncul dari hal-hal yang sederhana hingga yang kompleks. Beberapa contoh FOMO antara lain:
- Timbul perasaan khawatir saat kamu tidak diundang menghadiri suatu pesta atau pertemuan sepulang kerja.
- Muncul rasa cemas saat kamu tidak membeli gadget terbaru secepat mungkin, atau kehabisan tiket untuk menonton konser yang teman-teman kamu juga datangi.
- Merasa kehilangan, bahkan kesepian saat tidak membuka media sosial satu hari saja dan cemas jika tidak menjadi yang tercepat dalam mengetahui kabar terbaru dari sosial media.
Sebetulnya masih banyak contoh FOMO lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, biasanya, FOMO memiliki kaitan erat dengan tanggapan atau pandangan orang lain terhadap orang yang merasakan FOMO tersebut.
Apa Dampak FOMO?
Meski terdengar sederhana, dampak dari FOMO bisa mengakar dengan dalam. Bahkan, adanya perasaan FOMO berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi mental seseorang.
Dalam kadar yang berlebihan, FOMO dapat menyebabkan munculnya gangguan tidur, kecemasan berlebihan, hingga depresi. Jika sudah begitu, maka bukan tidak mungkin FOMO juga bisa mengganggu kondisi fisik seseorang serta hubungan sosialnya dengan orang lain.
Beberapa contoh situasi ketika FOMO sudah mengganggu kehidupan adalah menurunnya imunitas tubuh karena rasa stres yang berlebihan. Selain itu, menarik diri dari lingkungan sosial serta kondisi finansial yang memburuk karena adanya depresi juga merupakan salah satu contoh dampak buruk FOMO yang berlebihan.
Apa Saja Gejala FOMO?
Seperti apa tanda-tanda orang yang berpotensi mengalami FOMO? Dalam konteks sehari-hari, beberapa contohnya adalah:
- Merasa marah dan kecewa saat ada keluarga atau teman yang membicarakan acara yang tidak didatangi.
- Merasa takut saat orang lain mengalami kejadian yang lebih menyenangkan.
- Merasa khawatir jika tidak mengetahui kegiatan orang lain.
- Tidak bisa berhenti main media sosial, selalu berhasrat ingin melakukan posting saat suatu kejadian berlangsung, dan ingin menjadi yang pertama untuk tahu kabar terbaru.
- Merasa frustasi dan marah saat berhalangan menghadiri acara tertentu karena adanya kewajiban atau tanggung jawab di tempat lain.
- Merasa takut akan menjadi sosok yang tidak penting di media sosial.
Bagaimana Cara Mengatasi FOMO?
Apakah kamu atau orang yang kamu kenal mengalami gejala tersebut? Jika ya, tenang saja, karena FOMO bisa mereda dengan usaha yang konsisten. Begini strategi mengurangi rasa FOMO:
1. Memahami Konsep "Keinginan" dan "Kebutuhan" dan Belajar Membedakannya
Tidak sedikit orang yang sulit membedakan "keinginan" dan "kebutuhan". Kebutuhan adalah hal-hal yang lekat dengan peningkatan kualitas hidup, sehingga mustahil untuk mengabaikannya. Sementara itu, keinginan adalah perwujudan dari hasrat, yang tidak berpengaruh banyak jika tidak terlaksana.
Dengan pemahaman tersebut, kamu bisa menentukan hal apa yang benar-benar penting untuk kamu kejar. Sebagai contoh, kamu bisa membeli tiket konser penyanyi favoritmu saja, tapi tidak membeli semua tiket konser yang berlangsung hanya karena temanmu datang kesana.
2. Ketinggalan Sesuatu Bukanlah Masalah yang Besar
Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini disebut juga JOMO, alias Joy of Missing Out. Jika sudah memahami perbedaan "keinginan" dan "kebutuhan", akan lebih mudah untuk menyusun prioritas hidup kamu dan bisa menikmati pengalaman yang nyata.
Kamu bisa belajar untuk lebih mengatakan "tidak", dan memahami bahwa ketinggalan sesuatu bukanlah hal yang besar.
3. Mengontrol Penggunaan Media Sosial
Media sosial bisa lebih cepat melipatgandakan perasaan FOMO, apalagi jika kamu hanya melihat unggahan yang bagus-bagus saja, dan kamu tidak terlibat di acara tersebut. Oleh karena itu, pengaturan penggunaan media sosial adalah hal penting.
Kamu bisa hiatus dari media sosial selama beberapa saat atau menghapus aplikasi media sosial. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan bantuan aplikasi khusus untuk tracking waktu online serta membuat alarm pengingat.
4. Utamakan Mencari Pengalaman Baru
Jika kamu tetap ingin menuruti FOMO, ada baiknya memilih kegiatan yang bisa memberikan kamu pengalaman dan perspektif baru, bukannya kegiatan yang biasa saja.
Contohnya kamu bisa cobain pengalaman baru makan steak dengan rasa yang istimewa, sajian berkualitas dan menggugah selera di Holycow.Â
Di Holycow, kamu bisa menikmati berbagai hidangan daging sapi, ayam, serta salmon. Semua disajikan fresh dengan bumbu yang khas hingga menghasilkan potongan yang empuk.
Selain itu, kamu juga bisa menikmati steak dengan berbagai menu pendamping, misalnya french fries, garden salad, hingga kopi dan cake sebagai dessert. Nah, ini baru pengalaman makan steak yang maksimal.
Pada dasarnya, FOMO tidak sulit ditaklukan, bahkan bisa jadi hal yang positif jika kamu mengelolanya dengan baik. Jadi, ayo kenali diri kamu dan maksimalkan pengalaman bersama Holycow.
Leave a comment