Mengenal Apa Itu Darah Rendah, Pemicu, dan Cara Atasinya
Tahukah kamu apa itu darah rendah? Kondisi ini akan kamu kenal juga dengan nama hipotensi, yaitu ketika tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg. Banyak orang salah mengira dan menganggap kondisi ini sama dengan anemia. Padahal, keduanya sangat berbeda meskipun sama-sama berkaitan dengan darah.
Tekanan darah merujuk ke kekuatan saat darah mendorong dinding arteri untuk masuk ke dalam jantung. Angka yang awal (90) bernama sistolik, yaitu ketika jantung kamu memompa. Sedangkan angka yang akhir (60) bernama diastolik, yaitu ketika jantung kamu beristirahat dari memompa.
Hal ini berbeda dengan anemia yang merujuk ke kekurangan hemoglobin atau kurang darah. Jadi, keduanya jelas berbeda. Pada artikel ini, kamu akan mengenal lebih dekat tentang apa itu darah rendah, pemicu, faktor risiko, gejala, dan cara mengatasinya. Berikut penjelasannya!
Pemicu Darah Rendah
Secara garis besar, penyebab darah rendah pada wanita maupun pada pria itu tidak jauh berbeda. Ada beberapa hal yang memicu turunnya tensi secara permanen. Namun, ada juga yang membuatnya turun sementara sebelum kembali naik ke tensi normal. Beberapa pemicunya adalah:
- Cedera yang membuatmu kehilangan banyak darah.
- Dehidrasi.
- Memiliki masalah pada jantung seperti detak jantung yang tidak teratur (aritmia).
- Depresi.
- Penggunaan obat hipertensi ketika tekanan darah normal atau tidak sesuai dosis.
Faktor Risiko Darah Rendah
Setelah mengetahui darah rendah disebabkan karena apa, kamu juga perlu paham apa saja faktor risiko yang membuatmu semakin rentan. Berikut adalah beberapa contohnya!
- Kehamilan, wanita hamil lebih rentan mengalami kondisi ini karena tubuh yang berubah selama masa kehamilan. Pada umumnya, hipotensi selama kehamilan tidak berbahaya dan tensi akan kembali normal setelah kamu melahirkan.[1]
- Usia, seiring dengan usia yang bertambah risiko hipotensi pun kian membesar. Hal ini cukup berbahaya, karena kamu lebih rentan terjatuh, pingsan, dan pusing ketika tensi terlalu rendah.
- Diabetes, orang yang punya diabetes lebih rentan terkena masalah kesehatan ini, terlebih jika kondisinya sudah parah. Hal ini karena diabetes bisa merusak sistem saraf dan membuat tensi naik turun dengan cepat karena arteri tidak bisa menyesuaikan diri.[2]
- Parkinson, alasannya pun sama, yaitu karena Parkinson memengaruhi sistem saraf kamu.
- Depresi, orang yang punya depresi dan masalah mental yang lain seringkali punya tensi yang tidak stabil. Tidak jarang, hal ini menjadi faktor risiko hipotensi.[3]
Gejala Darah Rendah
Sebenarnya, ciri-ciri darah rendah kambuh relatif sulit untuk kamu kenali. Hal ini karena gejalanya tidak jauh berbeda dengan berbagai jenis masalah kesehatan yang lain. Kamu biasanya akan mengalami:
- Pusing
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Lelah
- Sakit bahu dan leher
- Sakit punggung
- Kebingungan
- Mual
- Pingsan
- Palpitasi, yaitu ketika jantung berdebar dengan terlalu keras dan kencang.
Cara Atasi Darah Rendah
Lalu, apa yang harus dilakukan jika darah rendah? Ada beberapa cara mengatasi tekanan darah rendah yang bisa kamu lakukan, seperti:
1. Pastikan Tubuh Tetap Terhidrasi
Minum cukup air setiap hari adalah langkah penting untuk menjaga tekanan darah tetap stabil, terutama bagi penderita hipotensi. Dehidrasi dapat menyebabkan volume darah menurun, sehingga tekanan darah ikut turun. Minum air putih secara rutin, terutama di pagi hari dan sebelum beraktivitas, sangat dianjurkan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Neurologi, Bedah Saraf, dan Psikiatri, minum dua gelas air dapat meningkatkan tekanan darah, khususnya bagi pasien dengan hipotensi akibat gangguan sistem saraf otonom. Air membantu meningkatkan volume darah, sehingga tekanan darah bisa naik dengan cepat. Oleh karena itu, pastikan asupan cairan harian terpenuhi, dan hindari konsumsi minuman yang dapat menyebabkan dehidrasi seperti alkohol.[4]
2. Hindari Berdiri Terlalu Lama
Berdiri dalam waktu lama dapat menyebabkan darah terkumpul di kaki, sehingga mengurangi aliran darah ke otak. Kondisi ini sering menimbulkan gejala seperti pusing atau bahkan pingsan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan sesekali menggerakkan kaki, menggoyangkan tumit, atau melakukan gerakan kecil untuk membantu sirkulasi darah. Langkah ini sederhana tetapi efektif untuk menjaga tekanan darah tetap stabil saat berdiri.
Jika kamu harus berdiri dalam waktu lama, pastikan untuk istirahat secara berkala dengan duduk atau mengangkat kaki untuk membantu mengembalikan aliran darah ke jantung. Menggunakan alas kaki yang nyaman dan mendukung juga dapat membantu mengurangi tekanan pada kaki, sehingga mencegah penurunan tekanan darah yang tiba-tiba.
3. Lakukan Olahraga Ringan Secara Rutin
Olahraga ringan, seperti yoga, jalan kaki, atau bersepeda, membantu meningkatkan elastisitas pembuluh darah dan memperkuat jantung. Dengan sirkulasi darah yang lebih baik, tubuh dapat mengatur tekanan darah dengan lebih efisien. Olahraga ini juga merangsang sistem saraf untuk menjaga keseimbangan tekanan darah, terutama bagi penderita hipotensi.
Pilih waktu yang nyaman untuk berolahraga, misalnya pagi atau sore hari, dan lakukan dengan intensitas rendah hingga sedang. Hindari olahraga berat karena bisa membuat tubuh kelelahan, yang justru memperburuk tekanan darah rendah. Jangan lupa melakukan pemanasan dan pendinginan agar tubuh dapat beradaptasi dengan perubahan aktivitas secara perlahan.
4. Gunakan Kaus Kaki Kompresi
Kaus kaki kompresi dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan mencegah akumulasi darah di bagian bawah tubuh. Alat ini sangat berguna untuk mengatasi hipotensi ortostatik, yaitu kondisi ketika tekanan darah turun secara tiba-tiba saat berdiri. Dengan meningkatkan aliran darah kembali ke jantung, gejala seperti pusing dapat diminimalisir.
Gunakan kaus kaki kompresi yang sesuai dengan tingkat tekanan yang dibutuhkan. Jika kamu memiliki masalah kesehatan lain, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan penggunaannya aman. Selain itu, kaus kaki ini dapat digunakan saat aktivitas yang membutuhkan berdiri lama atau perjalanan panjang.
5. Konsumsi Kafein dalam Jumlah Terbatas
Kafein dapat membantu meningkatkan tekanan darah secara sementara dengan merangsang sistem saraf pusat dan mempercepat detak jantung. Minuman seperti teh, kopi, atau teh hijau bisa menjadi pilihan, terutama saat kamu merasa pusing akibat tekanan darah rendah. Namun, pastikan untuk mengonsumsi dalam jumlah yang wajar agar tidak menimbulkan efek samping seperti jantung berdebar atau gangguan tidur.
Efek kafein bersifat sementara, sehingga tidak disarankan untuk mengandalkan kafein sebagai solusi utama. Selain itu, pastikan kamu tetap terhidrasi karena konsumsi kafein yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, yang justru memperburuk tekanan darah rendah.
6. Makan dengan Porsi Kecil tapi Sering
Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil secara teratur membantu menjaga kestabilan kadar gula darah dan tekanan darah. Hindari makan besar sekaligus, karena bisa menyebabkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (hipotensi postprandial).
Sebagai panduan, kamu dapat mengikuti konsep piramida makanan, yang menekankan konsumsi karbohidrat kompleks sebagai dasar, diikuti oleh asupan sayuran dan buah-buahan, serta sumber protein sehat seperti ikan, kacang-kacangan, dan unggas. Batasi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam, karena dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan, termasuk tekanan darah.
7. Hindari Perubahan Posisi yang Mendadak
Perubahan posisi yang tiba-tiba, seperti bangkit dari tempat tidur atau berdiri mendadak, dapat menyebabkan hipotensi ortostatik. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup waktu untuk mengatur aliran darah, sehingga menimbulkan gejala seperti pusing atau pandangan gelap sesaat. Untuk mengatasinya, bangkitlah secara perlahan, mulai dengan duduk di tepi tempat tidur sebelum berdiri.
Selain itu, menopang tubuh dengan tangan saat berdiri juga dapat membantu mengurangi tekanan pada sistem peredaran darah. Langkah sederhana ini memberikan tubuh waktu untuk beradaptasi terhadap perubahan gravitasi dan menjaga sirkulasi darah tetap stabil.
8. Konsultasi dengan Dokter untuk Obat-obatan
Jika perubahan gaya hidup belum cukup efektif, konsultasi dengan dokter adalah langkah yang penting. Dokter dapat membantu mencari tahu penyebab tekanan darah rendah kamu dan meresepkan obat yang sesuai, seperti fludrokortison. Obat ini bekerja dengan meningkatkan retensi cairan tubuh, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah naik.
Namun, penggunaan obat harus dilakukan sesuai resep dan diawasi oleh dokter. Beberapa obat dapat menimbulkan efek samping jika digunakan sembarangan, seperti pembengkakan atau gangguan keseimbangan elektrolit. Oleh karena itu, selalu diskusikan manfaat dan risikonya dengan dokter sebelum memulai pengobatan.
9. Tidur dengan Posisi Kepala Lebih Tinggi
Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi daripada tubuh dapat membantu mencegah terjadinya penurunan tekanan darah secara tiba-tiba saat bangun tidur. Posisi ini memungkinkan gravitasi membantu mengalirkan darah dari kaki kembali ke jantung dengan lebih mudah. Untuk melakukannya, gunakan satu atau dua bantal tambahan di bawah kepala dan leher, sehingga posisi tidur tetap nyaman dan mendukung.
Selain itu, posisi ini juga bermanfaat bagi pria yang sering mengalami gejala seperti pusing saat bangun tidur akibat tekanan darah rendah. Dengan menjaga kepala sedikit lebih tinggi, sirkulasi darah ke otak tetap stabil selama tidur. Langkah sederhana ini dapat menjadi bagian dari rutinitas tidur yang mendukung kesehatan sistem peredaran darah.
10. Konsumsi Makanan Tertentu
Selain itu, kamu juga bisa mengatasi darah rendah dengan mengonsumsi makanan tertentu. Ada beberapa jenis makanan yang bisa membuat tensi meningkat, misalnya seperti wortel, susu, telur, garam, bayam, rosemary, dan lain sebagainya.
Namun, pilihan terbaiknya adalah daging, karena bisa meningkatkan tekanan darah. Jika kamu bingung memilih daging apa, daging dari Steak Hotel by Holycow bisa jadi pilihannya. Sebab, kami hanya menyediakan daging yang berkualitas dan telah tersertifikasi halal serta CHSE.
Pilihan dagingnya pun sangat banyak, misalnya seperti beberapa menu di Steak Hotel by Holycow berikut!
- Steak Au Poivre, yang terbuat dari Black Angus Sirloin 200g dan disajikan dengan peppercorn sauce, french fries, dan salad.
- Wagyu Rib Eye Steak, yang terbuat dari daging wagyu rib eye 200g MB4-5 grain fed. Rekomendasi langsung dari founder Holycow yang asli, Wynda Mardio.
- Black Angus Sirloin Steak, yang terbuat dari daging Black Angus pilihan kamu 200g. Rekomendasi langsung dari founder Holycow yang asli, Wynda Mardio.
Selain itu, kamu juga bisa mencoba membuat steak di rumah dengan beberapa menu Holycow Meatshop berikut!
- Steak Set Australian Sirloin - 200gr, lengkap dengan french fries, saus pilihan, sayuran, dan bumbunya.
- Steak Set Wagyu Tenderloin - 200gr, lengkap dengan french fries, saus pilihan, sayuran, dan bumbunya.
- Holycow! Ready to Eat Ayam Bakar Kecap 500-650Gr, yang sudah siap santap.
Leave a comment