Home Story Sejarah Hari Perempuan Sedunia dan Perbedaannya dengan Perayaan Nasional

Sejarah Hari Perempuan Sedunia dan Perbedaannya dengan Perayaan Nasional

Memperingati Hari Perempuan Sedunia sejatinya bukan sekadar tradisi. Ini telah menjadi momentum penting untuk merenungkan perjalanan panjang perjuangan kesetaraan gender umat wanita di seluruh penjuru. 

Artikel ini tidak hanya akan membawa Anda menelusuri sejarah Hari Perempuan Internasional, tapi juga mengungkap perbedaannya dengan Hari Perempuan Nasional. 

Mari pahami lebih dalam tentang sejarah di bali Hari Perempuan dan evolusinya hingga hari ini. Lebih dari apapun, ini bukan hanya simbol sejarah – Hari Perempuan adalah gerakan tentang perubahan dan harapan.

Asal-usul Hari Perempuan Nasional di Indonesia

Mulanya, kongres perempuan pertama terjadi pada 22 Desember 1928. Event ini menjadi tonggak perempuan Indonesia, mengingat para perempuan berkumpul dan memanifestasi kesadaran serta keberanian untuk bersuara. 

Tidak hanya itu, mereka bertekad untuk memperjuangkan hak-haknya. Maka dari itu, tanggal 22 Desember menjadi perayaan Hari Perempuan Nasional. Ini juga menjadi simbol perjuangan wanita Indonesia melawan ketidakadilan dan diskriminasi. 

Dengan memperingati hari ini, kita tidak hanya menghargai perjuangan wanita dalam keadilan, kesetaraan dan hak-haknya. Namun, kita juga terus mengevaluasi dan mendorong lebih banyak kemajuan dalam pemberdayaan perempuan di Indonesia.

Asal-usul dan Konteks Global Hari Perempuan Sedunia

Terjadi di awal abad ke-20, para perempuan di Amerika Serikat dan Eropa mulai menuntut hak-hak dasar mereka. Selain hak untuk memilih, para perempuan ini juga menyuarakan kesetaraan dan kondisi kerja yang lebih baik. 

Mulanya di tahun 1909, Amerika Serikat mencanangkan hari mogok kerja para perempuan, terutama di industri tekstil dan fashion yang ada di New York. 

Setahun berikutnya, momentum ini diadopsi secara internasional saat Konferensi Wanita Sosialis Internasional menetapkan Hari Perempuan Sedunia untuk mempromosikan kesetaraan dan hak-hak perempuan.

Sejak saat itu, 8 Maret diakui secara global sebagai hari untuk merayakan pencapaian sosial, ekonomi, budaya, dan politik perempuan. Tidak luput, tanggal ini juga sekaligus menyerukan aksi untuk mempercepat kesetaraan gender.

Fokus gerakan ini awalnya untuk memperjuangkan hak pilih dan kondisi kerja. Hari ini, fokus Women’s Day berkembang dan mencakup isu-isu lainnya, seperti kekerasan terhadap perempuan, diskriminasi, dan ketidaksetaraan gender.

PBB, di sisi lain, memperkuat pengakuan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional pada tahun 1975. Ini juga menjadi wujud komitmen dunia terhadap pemberdayaan perempuan. 

Tentu saja, ini bukan hanya tentang pengingat perjuangan yang telah lampau. Bahkan, Hari Perempuan Internasional sebaiknya mendorong masyarakat global untuk berdiri bersama dalam solidaritas menuju dunia yang lebih setara.

Perbedaan Hari Perempuan Nasional dan Internasional

Hari Perempuan Nasional dan Internasional merupakan dua peristiwa penting yang sama-sama merayakan perjuangan wanita, namun dengan konteks dan sejarah yang berbeda. Berikut adalah poin-poin utama yang membedakan kedua hari tersebut.

1. Konteks dan Sejarah

Hari Perempuan yang kita rayakan di Indonesia berakar pada Kongres Perempuan Pertama yang terjadi di akhir tahun 1928. Momentum ini menjadi penanda perjuangan wanita, terutama terkait kesetaraan dan hak-hak sipil.

International Women’s Day yang kita peringati di tanggal 8 Maret, di sisi lain, bermula dari perjuangan para wanita di Negara Barat, yang terjadi di awal abad ke-20. Fokus utamanya adalah kondisi kerja yang lebih baik dan hak pilih.

2. Fokus Perayaan

Bisa dikatakan bahwa perayaan nasional fokus pada apresiasi terhadap peran wanita dalam sejarah – terutama dalam pembangunan nasional Indonesia. Sementara perayaan internasional memiliki cakupan global. 

Selain merayakan pencapaian, tanggal 8 Maret juga menyoroti isu-isu kesetaraan gender dan hak-hak perempuan secara universal.

3. Tujuan

Tujuan utama Hari Perempuan Nasional adalah mengingat dan menghormati perjuangan wanita Indonesia, terkait kesetaraan di tingkat nasional. 

Sementara itu, International Women’s Day umumnya juga mendorong tindakan global untuk kesetaraan gender dan menyerukan pembaruan terhadap isu-isu yang masih menghambat hak-hak perempuan.

Kedua hari peringatan ini memang memiliki perbedaan dalam konteks dan fokus. Namun, keduanya sama-sama penting dan mengingatkan kita untuk terus berupaya mencapai kesetaraan.

Merayakan Hari Perempuan Sedunia dengan Pilihan Kuliner Berkelanjutan di Holycow

Plant-Based Holysteak

Photo by Ganlop

Tidak ada cara yang lebih unik untuk merayakan perjuangan dan pencapaian perempuan selain dengan memilih menu yang mendukung kesetaraan gender dan keberlanjutan lingkungan. 

Plant-Based Holysteak dari Holycow menawarkan pilihan sempurna bagi mereka yang ingin merayakan dengan cara yang berbeda. Terbuat dari protein nabati berkualitas, steak ini dimasak di grill yang sama dengan Holysteak khas Holycow. 

Maka dari itu, kualitas dan kelezatannya terjamin meskipun Anda mencari opsi tanpa daging. Untuk melengkapi pengalaman bersantap Anda, kami juga menyediakan Hazelnut Butterscotch plant-based. Pilihan ini akan menjadi pasangan serasi yang tak terlupakan.

Dengan merayakan Hari Perempuan Sedunia di Holycow dengan menu Plant-Based Holysteak, kita tidak hanya menikmati kelezatan kuliner, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan global untuk kesetaraan gender.

Leave a comment

All comments are moderated before being published