Mengenal Parmesan, Si Raja Keju untuk Savory Dish
Siapa sih bisa menolak pesona keju? Bahan makanan yang kabarnya dibuat pertama kali di zaman Yunani Kuno ini bisa meningkatkan rasa masakan dengan penggunaan yang tepat. Nah, parmesan adalah salah satu keju terbaik yang bisa kamu gunakan untuk savory maupun sweet dish.
Agar tidak salah menggunakan keju parmesan, kamu bisa mencoba memahami seluk-beluk keju asal Italia satu ini.
Apa itu Keju Parmesan?
Parmigiano Reggiano atau keju parmesan adalah keju dengan struktur keras dan padat. Aroma dan citarasa Parmigiano Reggiano juga sangat khas. Meskipun cenderung asin, kamu juga bisa merasakan citarasa yang kuat dan pedas, manis, dan pahit secara bersamaan.
Uniknya, keju parmesan memiliki lokasi pembuatan yang sudah ditetapkan yakni area Italia Utara. Lebih tepatnya ada di Parma, Reggio Emilia, Modena, Bologna, dan juga Mantua.
Keju parmesan memiliki range warna beragam tergantung berapa lama proses maturasinya. Kamu dapat menemukan keju parmesan berwarna putih pucat hingga keemasan di pasaran.
Proses Pembuatan Keju Parmesan
Setiap jenis keju memiliki proses pembuatan yang berbeda sehingga menghasilkan rasa, aroma, dan warna yang tidak sama. Parmigiano Reggiano sendiri dibuat melalui proses pemadatan yakni koagulasi rennet. Berikut tahapan-tahapan pembuatannya:
- Panaskan dan masak susu serta tambahkan sedikit yogurt.
- Tiga puluh menit setelah mendidih, kamu bisa tambahkan rennet. Kemudian, aduk merata dan tunggu sekitar 15 menit.
- Dadih akan terbentuk. Selanjutnya, kamu bisa memotong-motongnya untuk mengeluarkan whey cair serta mengurangi kadar air dalam keju.
- Pindahkan dadih ke saringan yang dilapisi kain dan kumpulkan whey untuk dipanaskan kembali.
- Bentuk bulat dadih yang dilapisi kain. Kemudian rendam dalam whey hangat.
- Lakukan pengepresan dengan memberi tekanan eksternal menggunakan tangan tanpa merusak massa dadih.
- Asinkan keju untuk mengurangi kelembaban.
- Keju siap dikeringkan selama 1-2 hari lalu disimpan pada kelembaban 80-85% dan suhu 52-58F. Maturasi bisa berlangsung minimal 12-14 bulan dan bertahan maksimal 40 bulan.
Waktu maturasi ini yang akan memengaruhi tekstur, rasa, dan juga warna pada keju parmesan.
Parmesan vs Cheddar vs Mozzarella
Keju parmesan dan mozarella sering dijadikan alternatif dari cheddar karena memiliki kelezatan yang sama. Meski begitu, setiap keju punya karakteristik berbeda.
Perbedaan |
Parmesan |
Cheddar |
Mozzarella |
Asal |
Emilia-Romagna dan Lombardia, Italia |
Somerset, Inggris |
Campina, Italia |
Susu |
Sapi |
Sapi |
Sapi atau kerbau |
Tekstur dan Rasa |
Tekstur keras, kering, dan rapuh dengan aroma serta rasa keju parmesan yang lebih kuat dari cheddar |
Tekstur kering dan rapuh, dengan rasa yang dalam, tajam, serta pedas |
Lembut serta mudah leleh saat kena panas |
Warna |
Umumnya berwarna kuning pucat |
Bervariasi dari gading, jerami, oranye, hingga kuning tua, tergantung musim dan pakan ternak |
Berwarna putih krem atau gading pucat |
Penggunaan |
Salad, pasta, dan sup khas Italia |
Sandwich, keju panggang, dan casserole |
Sandwich maupun pizza |
Usia |
12 bulan dan maksimal 36 bulan |
Minimal satu tahun |
2 bulan sampai 24 bulan. |
Kandungan Gizi dan Manfaat Keju Parmesan
Tipe keju parmesan masuk ke kategori hard cheese dengan kandungan protein dan juga lemak cukup tinggi. Lebih lengkapnya, berikut gizi yang terkandung dalam 28 gram parmesan cheese:
Total Energi |
111 kalori |
Protein |
10 gram |
Lemak |
7 gram |
Karbohidrat |
0,9 gram |
Kalsium |
26% dari AKG |
Fosfor |
16% dari AKG |
Natrium |
14% dari AKG |
Dengan kandungan gizi yang dimilikinya, keju parmesan punya beberapa manfaat berikut:
- Kandungan laktosa di keju ini sangat rendah (maksimal 0,10 mg per 100 kkal) sehingga aman untuk kamu yang mengalami intoleransi laktosa.[1]
- Salah satu sumber protein yang lengkap dan mudah dicerna karena mengandung asam amino esensial.[2]
- Sebagai produk turunan susu, keju parmesan mengandung kalsium tinggi sehingga sangat baik untuk kesehatan tulang.[3]
Contoh Penggunaan Keju Parmesan
Keju parmesan bisa kamu aplikasikan untuk berbagai jenis hidangan pembuka hingga penutup. Namun, ada rekomendasi terbaik berdasarkan usia parmesan yakni:
- 12-19 bulan. Cocok untuk anggur putih bersoda, salad ataupun cold appetizer karena rasanya ringan dan lembut.
- 20-26 bulan. Parmesan di usia ini lebih cocok untuk campuran saus, hidangan penutup, sup, dan juga pasta.
- 27-34 bulan. Keju parmesan “tua” ini memiliki aroma dan rasa yang lebih tajam. Pilihan sempurna untuk pasta panggang atau makanan pencuci mulut berbahan dasar buah-buahan dan madu.
- 35-45 bulan. Ini adalah batas maksimal usia keju parmesan. Rasa dan aromanya paling kuat sehingga sangat sempurna untuk anggur merah.
Nah, kamu yang tertarik mencoba kelezatan keju parmesan bisa banget berkunjung ke TKP Steak Hotel by Holycow. Ada beberapa menu signature vegetables yang menggunakan keju parmesan di restoran Holycow ini, yakni:
- Creamy Parmesan Spinach memadukan bayam segar, saus creamy dan gurihnya keju parmesan. Yakin bikin kamu ngiler!
- Creamy Parmesan Green Bean menghadirkan harmoni sempurna dari buncis yang crunchy dan keju parmesan yang gurih.
- Creamy Parmesan Sweet Corn menawarkan paduan rasa manis dari jagung dan gurih keju parmesan. Tekstur side dish ini super creamy dan lembut.
Kamu bisa memilih salah satu side dish di atas untuk teman bersantap steak di Steak Hotel by Holycow. Salah satunya adalah Wagyu Rib Eye Steak yang menjadi premium selection dari founder Holycow Wynda Mardio.
Menyantap potongan daging wagyu yang lembut dengan mushroom sauce dan signature vegetables yang menggunakan keju parmesan adalah godaan yang sangat sulit ditolak.Leave a comment